ALLAH SUNGGUH BAIK

Banyak orang ketika membaca kitab Perjanjian Lama (PL), terlalu cepat menyimpulkan bahwa Allah zaman PL kejam dan tanpa kasih. Padahal, Allah yang sama baik di PL maupun PB adalah Allah yang maha kasih dan maha baik. *Kebaikan Allah Terhadap CiptaanNya* Lihatlah pernyataan Allah sendiri sesudah selesai menciptakan segala sesuatu. *Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam Setelah selesai menciptakan segala sesuatu, Allah berkomentar bahwa semuanya baik. Di Sorga ada malaikat yang berakal budi dan berkehendak bebas yang diciptakan untuk melayani Allah, dan di bumi ada manusia, Adam dan Hawa, yang juga diberi akal budi dan kehendak bebas (freewill), Tuhan tugaskan untuk mengelola bumi bahkan alam semesta. Namun kebaikan dan keindahan alam semesta yang Tuhan ciptakan rusak oleh dosa, yang pertama dilakukan oleh malaikat yang di Sorga dan berlanjut juga dilakukan oleh manusia di bumi. Hal itu terjadi karena sejumlah malaikat tidak puas pada posisi mereka lalu memberontak kepada Allah. Kepada malaikat yang memberontak diberi panggilan setan dan iblis. Manusia yang diberi akal budi serta kehendak bebas dan ditempatkan di bumi ternyata lebih percaya pada setan daripada Allah yang menciptakan dan mengasihi mereka, juga membangkang terhadap Allah yang mengasihi mereka. Namun demikian kasih Allah tidak surut, melainkan Allah tetap mengasihi manusia, yang terjatuh karena tipu daya iblis. Allah tetap mencari jalan untuk menyelamatkan manusia walau harus melalui jalan yang tersulit. Allah adalah pribadi yang maha kasih, maha kudus, dan maha adil. Allah yang kudus dan adil tidak bisa mentolerir dosa, namun kasihNya juga mendorongNya menyelamatkan manusia yang telah jatuh. Di dalam kitab PL tercatat kasih Allah kepada alam ciptaanNya termasuk mengasihi semua makhluk hidup, terlebih kepada manusia yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah. Berikut adalah contoh kasih Allah kepada ciptaanNya. _6 Apabila engkau menemui di jalan sarang burung di salah satu pohon atau di tanah dengan anak-anak burung atau telur-telur di dalamnya, dan induknya sedang duduk mendekap anak-anak atau telur-telur itu, maka janganlah engkau mengambil induk itu bersama-sama dengan anak-anaknya. 7 Setidak-tidaknya induk itu haruslah kau lepaskan, tetapi anak-anaknya boleh kau ambil. Maksudnya supaya baik keadaanmu dan lanjut umurmu._ (Ul.22:6-7) Maksud Tuhan, manusia harus memikirkan keberlangsungan dan kesinambungan semua makhluk. Anak burung yang diambil itu dipelihara, dan induknya yang lepas nanti akan bertelur lagi dan regenerasi burung akan lestari Tuhan juga mengajar manusia untuk berlaku baik terhadap hewan atau piaraannya. Jangan memelihara anjing diikat dan tidak dikasih makan. _Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam._ (Ams.12:10). Lihatlah, kebaikan Tuhan bukan hanya pada manusia bahkan juga kepada binatang, bagaimana boleh ada orang yang menista Tuhan bahwa Ia bukan Tuhan yang maha kasih? Sikap menuduh Tuhan tidak maha kasih biasanya dikarenakan pemahaman yang tidak menyeluruh melainkan hanya sepotong-sepotong saja. *Bagaimana Dengan Perintah Pembunuhan?* Banyak orang membaca tentang pembunuhan massal di zaman Nuh, langsung menyimpulkan bahwa Tuhan tidak maha kasih. Padahal alasan pemusnahan massal itu sudah dinyatakan, yaitu setiap yang muncul dari hati manusia zaman itu cenderung membuahkan kejahatan. _5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, 6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya._ (Kej.6:5-6) Tuhan yang maha baik dan maha bijak tidak bisa tidak memusnahkan manusia yang jahat agar selanjutnya bumi ini akan didiami oleh manusia yang baik. Setiap manusia yang baik sepatutnya bersyukur atas keputusan Tuhan tersebut. Bayangkan, ketika ada sekelompok geng yang kerjanya memalak orang, memperkosa dan membunuh orang di sebuah lingkungan, pasti semua orang baik di lingkungan itu berharap mereka ditindak oleh polisi dan dimasukkan ke dalam penjara agar masyarakat bisa hidup tenang. Sekarang pun, kita tak bisa hidup di tengah-tengah orang jahat dengan tentram. Kota Sodom dan Gomora, yang kebejatan mereka telah melewati batas bisa ditolerir sehingga Tuhan putuskan dibom nuklir, DEMI orang-orang baik di sekeliling kota-kota itu. Bayangkan tingkat kebejatan kedua kota itu, sampai tidak ada lagi sepuluh orang benar di dalamnya. Kota-kota di sekeliling kedua kota itu pasti sudah sangat menderita dan berseru-seru kepada Sang pencipta untuk bertindak. Ketika bom nuklir dijatuhkan, kota sekeliling pasti kaget dan bersyukur, serta mendapat peringatan. Kira-kira setengah milenium kemudian, kebejatan dan kedurjanaan orang-orang Kanan juga mencapai puncaknya sehingga sudah harus dipunahkan. Tuhan berkata kepada Abraham bahwa keturunannya akan dibentuk di suatu tempat sampai kedurjanaan orang Amori genap barulah mereka dibawa kembali. _15 Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu. 16 Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap."_ (Kej.15:15-16). Sesungguhnya Tuhan tidak pernah bertindak tidak adil, keturunan Abraham pun jika bersalah mereka pasti akan menerima penghukuman. Dua kali keturunan Abraham menjadi budak, dan sesudah penolakan terhadap Mesias, mereka diusir dan dibantai ulang-ulang bahkan sampai di abad modern melalui Hitler. Ketika tiba waktu bangsa Kanaan dihukum Tuhan memakai bangsa Yahudi yang dibawa keluar dari Mesir untuk melaksanakan penghukuman. Semua penduduk kota Yerikho harus dihukum mati, tidak boleh ada sisa termasuk anak-anak juga. Banyak orang bertanya, mengapa anak-anak juga dihukum? Orang yang bertanya tidak tahu bahwa sesungguhnya anak-anak tidak dihukum melainkan dibawa ke Sorga. Baik anak-anak yang mati di zaman Nuh, Sodom dan Gomora, kota Yerikho, bahkan anak-anak di Bethlehem dan di sepanjang masa, mereka mati pasti masuk Sorga. Semua bayi, yang idiot, lahir down syndrome, cacat mental, mati pasti masuk Sorga. Ada banyak pengajaran yang salah bahkan sesat, ada yang mengajarkan bahwa anak-anak yang mati, masuk Sorga atau Neraka tergantung pada pemilihan tanpa syarat dari Tuhan (unconditional election). Ada juga yang mengajarkan bahwa walau masih bayi mereka tetap harus diinjili, bahkan ketika masih dalam kandungan pun mereka harus diinjili. Mereka menyimpulkan bahwa bayi dalam kandungan harus diinjili hanya karena bayi Elizabeth melonjak ketika Maria menyapa Elizabeth. Padahal secara logika dan pertumbuhan kognitif anak, sebelum mereka mencapai umur akil balik mereka belum bisa memahami hal-hal yang bersifat abstrak, apalagi masalah kerohanian. Doktrin Keselamatan (Soteriology) yang alkitabiah menyimpulkan bahwa semua bayi bahkan anak-anak yang belum akil balik, jika mereka mati maka mereka akan masuk Sorga. Itulah sebabnya Tuhan tidak menyisakan bayi mereka ketika Tuhan menghukum orang tua mereka di Sodom, Gomora dan Yerikho. Tuhan tidak mungkin membebankan bayi dan anak-anak zaman Nuh, Sodom, Yerikho pada sekelompok orang untuk membesarkan mereka. Dalam kasus bayi dua tahun kebawah di kota Bethlehem, sesungguhnya itu adalah penghukuman kepada para orang tua yang tidak peka dan tidak peduli ketika Sang Mesias lahir di kota mereka. Tuhan ambil bayi mereka untuk membuat para orang tua shock dan juga sebuah tanda bagi orang berhikmat yang berusaha mencari jejak Sang Mesias. *Mengapakah Banyak Hukuman Mati Dalam Hukum Taurat?* Kebenaran Alkitab itu ada samanya seperti matematika. Seseorang tak mungkin paham matematika tingkat SMP sebelum dia bisa hitung sampai seratus, dan bisa melakukan tambah-kurang-kali-bagi. Bahkan jika dia tidak lulus SD dia mustahil bisa mengerjakan matematika SMP apalagi SMA. Begitu juga dengan pengetahuan theologi yang sesungguhnya bidang yang sangat memakai logika dan hati. Seseorang harus memahami program Allah setelah kejatuhan Adam dan Hawa barulah bisa memahami berbagai tindakan Allah dalam perjalanan waktu. Setelah kejatuhan, maka hukuman harus dijatuhkan yaitu kematian tubuh jasmani manusia, maka fokus selanjutnya ialah untuk menyelamatkan jiwa dan roh manusia, dan kemudian memberikan tubuh baru yang bukan lagi terbuat dari debu tanah. Allah menjanjikan Juruselamat yang akan menanggung hukuman umat manusia. Dan sebagai PENJAGA janji Juruselamat Tuhan serahkan pada setiap ayah. Tetapi para ayah gagal maka itu muncul tragedi air bah. Kemudian kita lihat bahwa sejak zaman Abraham Tuhan membangun sebuah bangsa dari keturunan Abraham yang akan bertugas menjaga janji Juruselamat. Dan keturunan Abraham kemudian dipersiapkan sekitar empat ratusan tahun di Mesir. Tuhan pilihkan posisi paling tengah yaitu tanah Kanaan, yang kedurjanaan penduduknya sudah sampai pada tingkat hukuman mati, sebagai tempat bagi semua umat manusia yang sudah terpencar untuk mengarahkan pandangan rohani mereka. Sesungguhnya program Tuhan ialah penduduk durhaka dan bejat di tanah Kanaan dibasmi habis dan digantikan dengan sebuah bangsa yang bertugas menjaga janji pengiriman Juruselamat. Tetapi bangsa Yahudi ternyata tidak membasmi habis sehingga di kemudian hari, bahkan sampai sekarang sisa mereka menjadi duri dalam daging. Ketika bangsa Israel dibentuk, ini adalah bangsa khusus yang Allah sendiri adalah rajanya. Ini adalah sistem pemerintahan theokrasi bahwa Allah JEHOVAH adalah raja pimpinan tertinggi pemerintahan Israel. Sang Raja, JEHOVAH, ingin semua bangsa di muka bumi mengarahkan pandangan mereka pada bangsa Israel, khususnya setelah Bait Allah diselesaikan Salomo, maka pusat pandangan manusia haruslah kota Yerusalem, Bait Allah. Siapapun yang menyembah pada pribadi atau apapun SELAIN Allah JEHOVAH, maka itu adalah tindakan makar, dan tidak bisa ditolerir, hukumannya ialah mati. Nah, sekarang pembaca sudah bisa pahami alasan semua petenung, semua penyembah berhala, semua pemanggil arwah, adalah penentang Sang Raja bangsa Israel? Hukuman apakah yang dijatuhkan kepada pemberontak terhadap Sang Raja? Hukuman mati. Di dalam hukum Taurat terkategorikan ada dua jenis pelanggaran yang hukumannya adalah mati, yaitu tindakan bersekutu dengan iblis atau menyembah kepada sesuatu SELAIN JEHOVAH, dan pelanggaran moral yang akut. Bersetubuh dengan binatang, bersetubuh dengan sesama jenis, menculik orang, dan membunuh orang secara sengaja dan berencana, semua ini adalah hukuman mati. Jika seseorang memahami sistem pemerintahan theokrasi, pasti paham bahwa bentuk penyembahan apapun selain kepada Allah JEHOVAH itu adalah tindakan subversif atau penistaan kepada Sang Raja, JEHOVAH. Bangsa Yahudi adalah bangsa khusus yang Allah tugaskan untuk menjaga janji Allah bahwa Ia akan mengirim Juruselamat untuk menyelamatkan umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Dan sikap bangsa Yahudi terhadap Sang Raja, JEHOVAH, adalah poin paling utama dalam mereka berbangsa. Dan bangsa Yahudi, bangsa yang mendapat pelajaran langsung dari JEHOVAH yang maha kudus, juga harus menjadi bangsa yang paling bermoral untuk memberi contoh kepada semua bangsa. Itulah sebabnya semua tindakan pelanggaran moral berat diganjar dengan hukuman mati. Tetapi, kasih Allah sangatlah melimpah bahkan juga kepada tamu bangsa Yahudi. Lihatlah, Tuhan yang maha baik bahkan mengatur kebaikan kepada pendatang, dan juga saudara yang jatuh miskin. Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu._ (Im. 25:35) Lihatlah betapa baik dan murah hati Allah Pencipta Alam semesta. Persepuluhan yang dikumpulkan itu bukan hanya untuk imam dan Lewi, melainkan juga untuk janda dan anak yatim piatu, bahkan juga untuk orang asing yang bertamu. _12 "Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan, engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang. 13 Dan haruslah engkau berkata di hadapan TUHAN, Allahmu: Telah kupindahkan persembahan kudus itu dari rumahku, juga telah kuberikan kepada orang Lewi, dan kepada orang asing, anak yatim dan kepada janda, tepat seperti perintah yang telah Kau berikan kepadaku. Tidak kulangkahi atau kulupakan sesuatu dari perintah-Mu itu."_ (Ul.26:12-13). Ada orang yang salah menafsirkan ayat yang terkutip dan ia memberikan persepuluhannya kepada janda dan yatim piatu sembarangan. Padahal ingat, hukum Taurat ini untuk bangsa Yahudi sebagai bangsa yang sedang dalam pemerintahan theokrasi. Untuk keadaan sekarang, itu artinya janda dan anak yatim-piatu dari jemaat, dan juga orang asing (tamu) jemaat. Karena sekarang kita tidak di dalam sebuah pemerintahan theokrasi, melainkan telah terpisah antara urusan negara dan gereja. *Allah Yang Sama Dalam Perjanjian Baru* Yohanes Pembaptis adalah pembuka zaman Perjanjian Baru (Luk. 16:16, Mar.1:1-4). Mengapa Yohanes Pembaptis adalah pembuka zaman PB? Karena muncul dan mengumumkan bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat, orang-orang, khususnya Yahudi harus bertobat, dan tandanya memberi diri diselamkan ke dalam air dalam nama Pengutusnya, Sang JEHOVAH. Kedatangan Yohanes Pembaptis sesungguhnya juga sebuah pengumuman bahwa pemerintahan theokrasi dibubarkan, dan dalam waktu dekat Kerajaan Sorga, Kerajaan Anak Daud yang diurapi, segera berdiri. Sekarang konsentrasi orang Yahudi ialah mempersiapkan hati untuk menyambut kedatangan Sang Raja. Sesungguhnya Yohanes Pembaptis adalah Elia yang dijanjikan di Maleakhi 4:5. _5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu._ (Mal.4:5). Yesus Kristus kemudian tampil, dan diperkenalkan oleh Yohanes sebagai Anak Domba Allah, bukan kepala pasukan atau hakim. _Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia._ (Yoh.1:29) . Yesus adalah Domba Allah yang lemah lembut, maka Dia bahkan tidak menghukum wanita yang mereka tuduh berzinah. Dia berkata, _"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."_ (Mat 11:28). Apakah Allah berubah di zaman PB menjadi tidak lagi menghukum orang? Mustahil, Dia Allah yang sama dari kekal hingga kekal. Siapapun yang menafsirkan Alkitab dengan tidak memakai cara dispensasionalisme, akan membuat kesimpulan yang kacau, dia akan gagal melihat perbedaan zaman sebelum Musa di mana ayah sebagai imam sehingga memberkati anak-anaknya, dan sesudah Musa yang keimamatan dijabat Harun sehingga ayah tidak boleh memberkati anak-anaknya lagi. Yesus Kristus menyerukan prinsip menanam dan menuai, dan memisahkan urusan kerohanian dari urusan pemerintahan sipil. Pemerintahan sipil yang memegang pedang mengurus masalah manusia dengan manusia, sedangkan urusan kerohanian Tuhan serahkan kepada jemaat lokal yang Tuhan targetkan berdiri memenuhi bumi. Jemaat PB tidak boleh melakukan kekerasan apalagi sampai membunuh orang, tugas utama jemaat ialah memberitakan Injil dan mengajarkan anggota jemaat untuk hidup menyenangkan Tuhan. Orang yang membangkang, tidak mau tunduk pada firman Tuhan dan keputusan jemaat, dinyatakan dikeluarkan dari keanggotaan jemaat. Semua denominasi gereja yang menggabungkan dirinya dengan pemerintahan sipil, adalah salah. Terlebih lagi yang memakai tangan pemerintahan sipil untuk menganiaya orang yang mengkritik mereka, adalah jahat. *Kesimpulan* Allah yang maha kasih, maha berhikmat dan maha baik, jangan disalahpahami karena kurangnya informasi. Ketika manusia jatuh dalam dosa, pada keturunan selanjutnya terdapat orang yang mau condong pada Allah dan ada yang menentang Allah. Ketika kebejatan dan kefasikan manusia sampai pada tahap merusak umat manusia lain, maka Allah bertindak menyingkirkan penjahat adalah agar manusia yang baik bisa berlanjut dan berkembang biak dengan baik. Tindakan Allah tersebut bisa kita samakan dengan tindakan polisi menyingkirkan penjahat dari masyarakat yang ingin hidup damai. Allah PL dan Allah PB adalah sama, dan adalah Allah yang maha kasih dan maha bijak. Perbedaannya hanya pada perlakuan Allah yang berbeda pada manusia di tiap-tiap dispensasi zaman. Banyak orang salah paham terhadap perintah Tuhan untuk membasmi manusia di suatu daerah karena tidak paham tingkat kebejatan dan kefasikan dari manusia di wilayah itu. Allah yang maha kasih dan maha baik jangan sampai disalah-presentasikan oleh theolog yang bertindak secara sembarangan. Allah tidak pernah menetapkan orang zaman Nuh menjadi manusia yang "semua hal yang terbit dari hati mereka cenderung pada kejahatan," dan kemudian menenggelamkan mereka. Allah tidak pernah menetapkan orang di kota Sodom menjadi homo kemudian membom mereka dengan nuklir. Dan Allah tidak pernah menetapkan orang Yahudi untuk melanggar Taurat dan kemudian mematikan mereka. Tidak! Allah Pencipta alam semesta adalah Allah yang maha baik, bukan Allah yang maha kejam. Anak-anak Tuhan yang sudah diselamatkan oleh anugerah dalam Yesus Kristus dan yang sungguh-sungguh mengasihi Allah harus tahu bahwa Allah tidak pernah menetapkan kejahatan karena Dia Allah yang maha baik bukan Allah yang maha kejam. Semua kebejatan manusia terjadi karena kehendak bebas manusia, dan Tuhan menindak manusia fasik dan bejat demi agar manusia baik bisa hidup tentram.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGKHOTBAH YANG BERANI DAN LUAR BIASA

Lagu ini terdapat pada buku nyanyian NKB 83 “Nun Di Bukit Yang Jauh”. Judul aslinya adalah On a Hill Far Away/The Old Rugged Cross. Lagu ini, baik syairnya maupun melodinya, dikarang oleh George Bennard tahun 1913. Lagu ini termasuk sangat populer di abad kedua puluh. Di masa remajanya ia sudah menerima Yesus sebagai Juruselamat, dan ketika ayahnya meninggal sebelum George sendiri berumur enam belas tahun, ia bergabung dengan Bala Keselamatan. Kemudian ia ditahbiskan menjadi pendeta di gereja Metodis Episkopal, dimana pelayanannya sangat dihargai. Satu kali dalam perjalanan kembali ke Michigan ia mengalami pergumulan yang sangat mendalam tentang makna salib Yesus dan apa yang Rasul Paulus maksudkan tentang bersekutu dengan Kristus. Semakin ia merenungkannya ia bertambah yakin bahwa salib Yesus bukan sekedar simbol atau lambang saja, tetapi itulah inti Injil keselamatan. Bennard melanjutkan pelayanannya untuk menginjili selama empat puluh tahun berikutnya. Pada tahun 1958, pada umur delapan puluh lima tahun ia dipanggil Tuhan. “Salib itu kujunjung penuh, hingga saat tiba ajalku”, demikianlah kata-kata dalam syair lagunya dan itulah yang dilakukannya. Untuk mengenang dia, dekat rumahnya umat mendirikan salib setinggi tiga setengah meter dengan kata-kata “Di sini beristirahat George Bennard, pengarang ‘Salib di bukit’ “.